Jumat, 13 Juni 2014

Macam-macam Gangguan Haid

Muslimah Cantik -

Wanita yang telah mencapai usia baligh, secara normal akan mendapatkan haid tiap bulannya. Akan tetapi kondisinya belum tentu sama antara wanita satu dengan yang lainnya. Beberapa dari mereka mengalami kondisi yang normal, namun sebagian yang lain memiliki masalah-masalah seputar darah haid yang cukup mengganggu aktivitasnya. Ada baiknya para pembaca (khususnya wanita) mengetahui apa saja masalah-masalah dan gangguan-gangguan seputar darah haid. Sehingga kita bisa memiiliki pengetahuan tentangnya dan berharap bisa mencari solusinya. Baca juga Cara Muslimah mempercantik diri
Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
1. Kelainan siklus : Amenorea, Oligomenorea, Polimenorea
2. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea
3. Perdarahan di luar haid : Metroragia
1. Amenorea
Definisi
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
a. Amenorea primer, yaitu keadaan tidak terjadinya haid pada wanita
usia 16 tahun.
b. Amenorea sekunder, yaitu tidak terjadinya haid selama 3 siklus (pada
kasus oligomenorea/jumlah darah haid sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus haid biasa.
Penyebab
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
  • Pubertas terlambat
  • Kegagalan dari fungsi indung telur
  • Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
  • Gangguan pada susunan saraf pusat
  • Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan, menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah:
  • Obat-obatan
  • Stres dan depresi
  • Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
  • Gangguan hipotalamus dan hipofisis
  • Gangguan indung telur
  • Penyakit kronik
Tanda dan Gejala
Tanda amenorea adalah tidak didapatkannya haid pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan haid padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan haid. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
2. Oligomenorea
Definisi
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus haid memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus haid berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Penyebab
Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya haid pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh. Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada:
  • Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS)
  • Stres dan depresi
  • Sakit kronik
  • Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
  • Penurunan berat badan berlebihan
  • Olahraga berlebihan, misal atlit
  • Adanya tumor yang melepaskan estrogen
  • Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah haid
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus dilakukan ketika oligomenorea berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.
3. Polimenorea
Definisi
Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit.
Penyebab
Timbulnya haid yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering. Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada:
  • 3-5 tahun pertama setelah haid pertama
  • Beberapa tahun menjelang menopause
  • Gangguan indung telur
  • Stress dan depresi
  • Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
  • Penurunan berat badan berlebihan
  • Obesitas
  • Olahraga berlebihan, misal atlit
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID, dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan mendapatkan keturunan. Baca juga Muslimah Cantik
4. Menoragia atau Hipermenorea
Definisi
Menoragia atau hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid. Siklus haid yang normal berlangsung antara 21-35 hari, selama 2-8 hari dengan jumlah darah haid sekitar 25-80 ml/hari.
Gejala
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
  • Perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
  • Perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
  • haid berlangsung lebih dari 7 hari
  • Darah haid dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
  • Haid yang berlangsung berkepanjangan dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu terjadinya anemia. Terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang konsentrasi, dll.
Penyebab
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya haid (menoragia) dapat terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
1. Adanya kelainan organik, seperti:
  • infeksi saluran reporduksi
  • kelainan koagulasi (pembekuan darah), misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin, idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
  • Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
2. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS), kegemukan, dll
3. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium, hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
4. Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasi dan obat-obatan antikoagulan.


5. Hipomenorea
Definisi
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Penyebab Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal


6. Metroragia
Definisi
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid. Metroragia merupakan suatu perdarahan iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit. Metroragia tidak ada hubungannya dengan haid, namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun hanya berupa bercak
Klasifikasi
  1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan, seperti abortus, kehamilan ektopik.
  2. Metroragia diluar kehamilan
Penyebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh, carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis, peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia), hormonal.
2. Perdarahan fungsional:
  • Perdarahan Anovulatoar, disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis.
  • Perdarahan Ovulatoar, akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis.
Yogyakarta, 06 MAret 2011
Penulis: dr. Avie Andriyani
© 2011. Artikel http://ummushofiyya.wordpress.com

Beberapa Masalah Pasca Melahirkan

muslimah cantik

Setelah melalui masa kehamilan yang panjang dan persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul masalah yang terkait dengan proses persalinannya. Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan bagaimana solusinya. Baca juga Cara Muslimah mempercantik diri
Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya:
Keletihan
Jarang sekali ada ibu yang bisa terlepas dari rasa letih ini. Setelah melelui proses persalinan yang penuh perjuangan, ibu akan mengalami keletihan yang sepertinya tidak mereda dan biasanya merasa seperti tidak bertenaga. Hal ini tidak mengherankan, karena setelah melahirkan, seorang ibu dituntut untuk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurus bayi yang baru saja dilahirkannya. Tenaga ibu terkuras habis karena harus menyusui berkali-kali dalam sehari. Disamping itu, seringnya terbangun ketika malam hari menyebabkan ibu tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Apalagi ditambah dengan berbagai pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan, dan ada pula yang masih harus mengurus anak-anaknya yang lain. Meskipun keletihan adalah hal yang biasa terjadi, namun ibu dapat sedikit menguranginya dengan melakukan usaha sebagai berikut:
  • Pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat, yaitu ketika bayi tertidur baik pada siang maupun malam hari.
  • Jika memungkinkan, mintalah bantuan dari orang-orang terdekat (terutama suami) untuk membantu meringankan pekerjaan.
  • Usahakan untuk makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup. Jika perlu, minum madu dan makan kurma, karena terbukti dapat memulihkan tenaga.
  • Minum cukup air, karena kekurangan cairan akan membuat tubuh menjadi lemas.
Kontraksi Rahim
Kontraksi rahim setelah melahirkan, yang dirasakan seperti kejang atau kram perut, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Kontraksi ini merupakan usaha untuk mengerutkan pembuluh darah yang terbuka karena terpisahnya plasenta (ari-ari) dan kembalinya rahim ke ukuran dan lokasi seperti sebelum melahirkan. Kontraksi ini akan makin terasa ketika ibu menyusui, karena pengisapan payudara oleh bayi akan melepaskan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang terjadinya kontraksi.
Mengeluarkan Darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas. Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemah. Untuk lebih jelasnya, bisa disimak kembali pembahasan tentang ”Nifas” di blog ini atau dilihat pada majalah As-Sunnah edisi 12/XI/1429H/2008M.
Bermasalah Saat Buang Air Kecil
Selama 24 jam setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami kesulitan saat buang air kecil. Beberapa ibu sama sekali tidak merasa ingin buang air kecil, beberapa ibu yang lain merasa ingin tapi tidak dapat melakukannya, dan ada pula yang bisa melakukannya tapi dengan disertai rasa nyeri dan terbakar. Kandung kemih sangat perlu untuk dikosongkan dalam waktu 6 sampai 8 jam setelah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih. Bagi ibu yang tidak bisa buang air kecil, ada beberapa cara yang bisa dicoba, antara lain:
  1. Jika keadaan memungkinkan, segera bangun dari tempat tidur dan berjalan-berjalan.
  2. Minum air dalam jumlah yang cukup.
  3. Ibu bisa memilih untuk duduk berendam di air hangat atau dengan mendinginkan menggunakan bungkusan es. Cara-cara tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk buang air kecil.
Sulit Buang Air Besar
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis (kejiwaan), dapat menunda kembalinya fungsi normal usus setelah melahirkan. Salah satu faktor adalah otot-otot perut yang membantu proses pembuangan telah mengalami peregangan selama kelahiran, sehingga menjadi kurang efektif dalam melakukan tugas ini. Selain itu, penyebab lainnya adalah karena usus besar mungkin mengalami trauma selama persalinan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. Namun demikian, faktor terbesar yang menyebabkan hambatan untuk buang air besar adalah faktor psikologis seperti takut jahitan terbuka, malu, atau perasaan tertekan. Berikut ini beberapa cara untuk memperlancar proses buang air besar:
  • Hendaknya ibu menghilangkan kekhawatiran untuk buang air besar, salah satunya adalah jangan terlalu takut jika jahitan akan terbuka.
  • Makan makanan yang berserat (sayur dan buah) dan banyak minum air.
  • Jika kondisi memungkinkan, segera bangun dan berjalan-jalan
  • Usahakan untuk segera ke toilet (jangan menunda) saat merasakan dorongan untuk buang air besar.
Wasir
Wasir atau ambeyen disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada anus atau dubur. Keadaan ini bisa menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan kadang berdarah. Wasir ada dua macam, yaitu wasir internal (berada di dalam) dan wasir eksternal (berada di luar). Seringkali ibu hamil mengalami wasir, terutama pada trimester (3 bulan) terakhir dari masa kehamilannya.
Pada waktu persalinan, terjadi tekanan keluar yang kuat pada anus, dan tekanan ini dapat memperparah wasir yang sudah ada atau membentuk wasir yang sebelumnya belum ada. Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak enak dan mempercepat penyembuhan wasir, yaitu:
  1. Pertahankan keteraturan buang air besar supaya tidak terjadi sembelit (susah buang air besar, biasanya karena tinja yang keras) yang akan memperparah keadaan wasir.
  2. Ibu dapat memilih untuk melakukan kompres panas atau dingin, sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Atau bisa juga melakukan kompres panas dan dingin secara bergantian. Ada beberapa ibu yang lebih nyaman dengan duduk berendam di air hangat selama 20 menit, namun ada juga yang justru lebih suka dengan kompres dingin.
  3. Tidur atau berbaring dalam posisi miring, dan hindari posisi telentang.
  4. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama. Gunakan bantalan yang empuk ketika duduk.
  5. Jika wasir sangat mengganggu dan tidak kunjung reda, periksakan ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan obat yang dimasukkan lewat anus.
Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas
Mengandung dan melahirkan anak merupakan pengalaman yang menakjubkan sekaligus melelahkan bagi seorang wanita. Hendaknya seorang ibu melakukan tugasnya dengan penuh kesabaran dan ikhlas untuk mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan begitu, tugas yang berat akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya. Terlebih lagi jika mengingat bahwa mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi ladang pahala bagi kita. Demikian penjelasan yang berkaitan dengan kondisi ibu setelah melahirkan, semoga bermanfaat.
Penulis: dr. Avie Andriyani (dimuat di majalah As Sunnah edisi 12/Thn XIII/Rabi’ul Tsani 1431H/Maret 2010M)
Sumber:
  1. Heidi Murkoff, dkk. Buku ”Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
  2. Arlene Eissenberg dkk. Buku ”Bayi pada Tahun Pertama, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 1997. Penerbit Arcan, Jakarta.
  3. Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta.
@2010. Artikel http://ummushofiyya.wordpress.com

Benjolan pada Payudara, Berbahayakah?

kawan muslimah -
Salah satu gangguan pada organ payudara yang sangat mengganggu adalah adanya benjolan. Setiap wanita, terutama yang sudah baligh, biasanya akan menyadari ketika ada sesuatu yang tidak wajar pada payudaranya. Namun demikian, apakah adanya benjolan selalu menandakan adanya sesuatu yang tidak beres dan perlu diwaspadai? Pada kesempatan ini, akan dikupas tentang benjolan pada payudara dan apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang wanita ketika mendapati adanya benjolan pada payudaranya.

Apa Saja Kemungkinannya?
Adanya perubahan dalam jaringan payudara yang membuatnya terasa berbeda dengan jaringan di sekitarnya, terkadang membuat kaum wanita bertanya-tanya apa yang sedang terjadi pada payudaranya. Perubahan tersebut bisa berupa adanya satu atau lebih gumpalan di payudara yang bisa teraba sakit atau tidak. Beberapa kemungkinan ketika seorang wanita mendapati benjolan pada payudaranya, yaitu:
  • Kista
Benjolan payudara yang muncul di akhir siklus haid, umumnya kista yang tidak berbahaya. Setelah masa haid, jenis benjolan ini biasanya menghilang. Kista payudara adalah kantong berisi cairan yang cenderung membesar di akhir siklus haid, ketika tubuh menahan lebih banyak cairan. Ukuran kista ada yang kecil, dan ada yang besar sampai sebesar telur. Jika dipijat, kista bisa sedikit berubah bentuk dan sebagian besar bisa bergerak di bawah kulit. Adanya penyumbatan atau melebarnya saluran pada jaringan payudara yang mendasarinya bisa menjadi penyebab terjadinya kista. Kista biasanya muncul di usia 40 tahunan, yaitu beberapa tahun sebelum memasuki masa menopause. Karena biasanya kista akan menghilang setelah menopause, maka kemungkinan perubahan hormon pada ovariumlah yang menyebabkan perubahan ukuran pada kista.
  • Payudara Fibrosistik
Payudara fibrosistik lebih sering terjadi pada wanita usia 20-30 tahunan. Kondisi ini juga disebut perubahan fibrosistik, mastitis sistik kronis atau penyakit payudara jinak. Dalam kondisi ini, pertumbuhan atau proliferasi jaringan penghubung fibrosa dan salurannya, dikombinasi dengan pertumbuhan kista, membuat jaringan kelenjar payudara menebal. Penebalan jaringan ini biasanya lebih terasa di bagian atas, dan wilayah luar payudara. Kondisi ini juga terkait dengan adanya variasi kadar hormonal selama siklus haid dan bisa terasa sakit.
  • Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah gumpalan payudara yang bukan kista maupun kanker (adenomakarsinoma). Tumor jinak ini paling sering berkembang pada tahun-tahun pertengahan usia produktif (usia subur/masih bisa melahirkan). Fibroadenoma terasa seperti massa padat, licin, kuat, dan elastis, dengan bentuk yang jelas. Fibroadenoma juga bisa digerak-gerakkan di bawah kulit. Fibroadenoma berkembang ketika jaringan ikut bertumbuh di dalam kelenjar atau lobule payudara.
Selain ketiga jenis benjolan payudara di atas, ada yang disebabkan oleh karena infeksi atau perdarahan akibat cedera atau disebut juga hematoma. Selain itu, ada pula benjolan yang disebabkan tumor atau jaringan berlemak yang disebut lipoma. Bisa juga karena adanya papiloma intraductal (tumor kecil yang bukan kanker/jinak yang tumbuh dalam saluran susu di payudara di dekat puting), terutama jika ini menyumbat saluran, sehingga menimbulkan kista. Semua kondisi tersebut tidak bersifat kanker, sehingga sifatnya tidak ganas. Baca Juga Cara Muslimah Mempercantik diri
Berbahayakah Benjolan Pada Payudara?
Kebanyakan benjolan pada payudara tidak bersifat ganas (kanker). Benjolan jinak biasanya tidak membahayakan, hanya terkadang terasa tidak nyaman saja. Namun, bagaimanapun juga semua benjolan harus dianggap serius sampai benar-benar dinyatakan itu bukan kanker. Beberapa benjolan payudara, seperti fibroadenoma yang kompleks misalnya, bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Menurut hasil penelitian terakhir, sebagian besar payudara fibrosistik tidak meningkatkan risiko kanker payudara. Meskipun demikian, pada wanita dengan payudara berbenjol-benjol (banyak gumpalan) lebih sulit mendeteksi adanya tumor ganas/kanker. Oleh karena itu, hendaknya tetap memeriksakan diri ke dokter setiap ada perubahan atau penebalan ketika melakukan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) setiap bulannya. Meskipun kebanyakan gumpalan pada payudara tidak berbahaya. Namun karena ada juga yang berbahaya, maka penting untuk tetap memeriksakannya ke dokter.
Bagaimana Cara Melakukan Sadari?
Kebanyakan kasus kanker payudara dapat diketahui sejak dini melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Mulai usia 20 tahun, setiap wanita dianjurkan untuk memeriksa payudaranya sendiri sebulan sekali untuk mendeteksi adanya benjolan mencurigakan pada payudara. Jika belum mengalami menopause, waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan adalah beberapa hari setelah berakhirnya haid, karena pada waktu itu payudara sudah tidak begitu peka lagi atau membengkak. Namun bagi yang sudah menopause/tidak haid lagi, tentukan saja satu tanggal dan lakukan pemeriksaan secara teratur di tanggal tersebut setiap bulannya. Caranya adalah sebagai berikut:
  1. Berdiri dengan telanjang dada di depan cermin. Dengan kedua lengan di samping, perhatikan apa ada bagian yang menjadi cekung atau bagian yang tertarik ke dalam, atau adanya perubahan ukuran, ataupun bentuk. Pastikan bahwa puting tidak masuk ke dalam, kecuali kalau memang sejak dulu puting payudara masuk ke dalam (bawaan lahir). Letakkan kedua tangan pada pinggul, kemudian letakkan di belakang kepala. Periksa kalau ada tanda-tanda yang sama di setiap sisi.
  2. Berikutnya, masuklah ke kamar mandi, basahi, dan sabuni payudara. Letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan periksalah payudara kiri dengan tangan kanan. Anggaplah permukaan payudara seperti sebuah jam, dan letakkan tangan kanan pada posisi pukul 12, pada bagian atas payudara kurang lebih 1 cm di bawah tulang selangka (clavicula). Datarkan telapak tangan, kemudian dengan ujung-ujung jari secara bersama menekan disertai dengan penekanan oleh telapak 3 jari yaitu jari tengah, jari manis, dan telunjuk (bukan ujung jari), lakukan gerakan melingkar kecil, dan rasakan apakah teraba benjolan. Pada setiap posisi lakukan sedikit penekanan ringan, sedang dan tekanan yang dalam. Selanjutnya, gerakkan tangan menuju pukul 1, pukul 2, dan seterusnya. Ketika kembali ke posisi pukul 12, geser ujung jari ke dekat puting payudara (sekitar 1 cm) dan ulangi gerakan yang sama. Lakukan putaran di dalam lingkaran pertama, kemudian buat lingkaran yang lebih kecil lagi. Lanjutkan dengan menggunakan pola yang sama, hingga setiap bagian payudara termasuk puting sudah diperiksa.
  3. Untuk memeriksa cairan yang keluar dari puting, buatlah bentuk V dengan ibu jari dan jari telunjuk, lalu letakkan di bagian kiri dan kanan puting payudara. Tekan ke areola (bagian gelap melingkar di sekitar puting) dan perlahan-lahan tari ke atas. Kemudian ubahlah posisi V tadi, sehingga ibu jari dan telunjuk masing-masing terletak pada areola di atas dan di bawah puting susu. Tekan dan perlahan-lahan tarik ke atas. Kemudian ubahlah posisi V tadi, sehingga ibu jari dan telunjuk masing-masing terletak pada areola di atas dan di bawah puting susu. Tekan dan perlahan-lahan tarik ke atas. (Prinsipnya lakukan pemencetan puting secara berhati-hati dan perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting itu).
  4. Akhiri dengan memeriksa wilayah terdekat dengan payudara, yaitu di bawah ketiak, karena disitu juga terdapat jaringan payudara dan kelenjar getah bening yang menyalurkan cairan getah bening ke dalam jaringan payudara.
  5. Ulangi seluruh prosedur dengan menggunakan tangan kiri di payudara kanan.
  6. Setelah selesai mandi, tidurlah telentang dan periksalah payudara sekali lagi. Untuk memeriksa payudara kanan, letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan dan tempatkan tangan kanan di bawah kepala, dan lakukan penekanan dalam gerakan melingkar seperti yang telah disebutkan di atas. Untuk memeriksa payudara kiri, letakkan bantal kecil di bawah bahu kiri dan sekali lagi secara merat meraba seluruh payudara untuk mencari kalau-kalau ada benjolan.
  7. Jika payudara yang biasanya berbenjol karena perubahan fibrosistik, catatlah berapa banyak benjolan yang ada, dimana lokasinya, dan ukurannya. Setiap bulan, periksalah untuk mengetahui adanya perubahan. Jika sudah mengenali dengan baik bagaimana payudara Anda, maka jika suatu saat merasa ada benjolan baru, atau benjolan bertahan selama 2 atau 3 siklus haid, atau yang ukurannya semakin membesar, maka segeralah periksa ke dokter.
Perawatan Sendiri
Selain tindakan yang dilakukan oleh dokter terkait dengan adanya benjolan pada payudara, tindakan merawat diri sendiri ternyata juga cukup bermanfaat, seperti misalnya:
  • Gunakan BH dengan ukuran yang sesuai dengan payudara untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
  • Hentikan kebiasaan merokok dan kurangi konsumsi kafein (seperti yang terdapat pada kopi dan teh). Meskipun belum terbukti jelas, beberapa wanita melaporkan bahwa benjolan mereka mengecil setelah mereka menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi kafein.
  • Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, C, dan E karena berkhasiat sebagai anti oksidan. Antioksidan ini dapat dijumpai pada bahan makanan alami maupun suplemen. Vitamin A banyak terdapat pada kuning telur, hati, susu, mentega, sayuran warna hijau, tomat, kol, dan selada. Vitamin C dapat diperoleh dengan mengonsumsi buah segar berwarna kuning atau merah, seperti jambu biji, jeruk, tomat, dan anggur serta sayuran hijau seperti brokoli dan bayam. Vitamin E banyak terdapat pada kacang-kacangan, sayur dan buah.
  • Mengurangi pajanan radikal bebas (polusi udara, asap rokok, radiasi TV dan komputer, bahan-bahan kimia serta kesibukan hidup yang tinggi).
  • Olahraga secara teratur dan pertahankan berat badan yang ideal.
Biasakan Hidup Sehat
Bagi seorang wanita, apalagi yang sudah menikah dan mempunyai anak, tentu saja banyak sekali pekerjaan dan tanggung jawab yang harus diselesaikan. Kesibukan yang tinggi dan banyaknya pajanan radikal bebas dalam kehidupan sehari-hari membawa dampak yang cukup besar bagi kesehatan. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi seorang wanita untuk menyempatkan berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Seorang wanita juga dituntut untuk bisa memanajemen perasaan dan emosinya karena kondisi psikologis (kejiwaan) yang tenang dan bebas stres juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Semoga penjelasan yang telah disampaikan dapat bermanfaat, terutama bagi kaum wanita. Baca juga artikel Muslimah cantik
Penulis: dr. Avie Andriyani
Referensi:
  1. Scott C. Litin, M.D (editor), Berbagai Gangguan Pada Payudara, Buku Mayo Clinic, Family Health Book Edisi kelima, Tahun 2009, Penerbit PT Intisari Mediatama, Jakarta.
  2. Dr. Toni Smith, dr. Sue Davidson, Masalah-Masalah Payudara, Buku Dokter di Rumah Anda, Tahun 2009, Penerbit Dian Rakyat.
 http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2014/06/wanita-muslimah-cantik.html